Sabtu, 04 Juni 2016

Resensi Buku "Tahta Untuk Rakyat"

 RESENSI BUKU TAHTA UNTUK RAKYAT “CELAH-CELAH KEHIDUPAN SULTAN HAMENGKU BUWONO IX”



-          Judul Buku                                : Tahta Untuk Rakyat "Celah-celah Kehidupan Sri Sultan                                                        Hamengkubuwono IX
-          Penyunting                                : Atmakusumah
-          Penghimpun                              : Mohamed Roem, Mochtar Lubis, Kustiniyati
                                                     Mochtar & S. Maimoen.
-          Tanggal Terbit                           : November 1982
-          Penerbit                                     : PT. Gramedia Jakarta
-          Tebal halaman                           : 388 halaman + XVII
-          Harga Buku                               : Rp 7.000 (1982)

“A Great Javanese, A Great Indonesian, A Great Human Being” berikut ini merupakan sebuah judul artikel yang ditulis oleh Arnold C. Brackman tentang betapa kagumnya ia terhadap sosok Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Buku ini mengisahkan hidup seorang Sri Sultan Hamengkubuwono IX semenjak ia dilahirkan, masa kecil, masa remaja, jenjang pendidikan, naik tahta dan sampai umurnya yang ke-70. Buku cetakan ketiga diterbitkan sebagai hadiah atau peringatan ulang tahun Sultan yang ke-70.
Banyak orang tentu kagum dengan sesosok Sri Sultan IX, karena ia merupakan raja yang dekat dengan dan dicintai oleh rakyatnya. Sikap nasionalisme Sultan yang sangat besar sampai ia berani mengambil tindakan untuk memindahkan Ibukota Indonesia ke Yogyakarta, semenjak Ibukota dipindahkan banyak para pejabat juga termasuk tokoh-tokoh nasional menderita diakibatkan mereka tidak mendapatkan gaji, banyak yang pindah bekerja kepada Belanda untuk mendapatkan gaji demi keluarganya.  Sri Sultan tak tinggal diam, dia mengambil uangnya dan membuka peti harta keraton untuk dibagikan kepada siapa yang membutuhkan. Sikapnya yang tentu banyak memikat hati rakyatnya. Sosok yang memiliki nasionalisme yang tinggi dan tidak pernah absen dari tugas negara. Sosoknya juga menjadi inspirasi bagi orang banyak. Buku ini tentu mengajarkan dan meningkatkan rasa nasionalisme kita. “Walaupun saya telah mengenyam pendidikan barat yang sebenarnya, tetapi pertama-tama saya adalah dan akan tetap menjadi orang Jawa”. (Sri Sultan IX)

Pemakaian Bahasa
Mayoritas terdapat banyak Kosakata bahasa Belanda namun penerbit dapat mengantisipasi kebingungan pembaca dengan cara menulis arti kata tersebut salam kurung. Pemakaian bahasa baku yang baik. Penyebutan nama masih menggunakan akrab zaman kemerdekaan seperti Mr, juga terdapat penggunaan bahasa Jawa.

Kelebihan, Kekurangan Dan Pesan Moral
Dari bentuk fisik, buku ini memiliki cover seperti kulit agar terkesan elegan dan juga tahan terhadap air. Dari isi buku ini terdapat cerita dan kutipan yang dapat memberikan inspirasi dan semangat Nasionalisme dan patriotisme dalam diri pembaca. Berbicara seputar kekurangan dari Buku ini (Khusus cetakan pertama hingga ketiga) terdapat kata pengantar dari Mochtar Lubis yang dianggap terlalu memuji sosok Sri Sultan dan hingga membanding-bandingkan peran Sri sultan dan peran Soeharto terhadap Republik. Sehingga kata pengantar tersebut bersifat kontroversial dan juga penggunaan bahasa jawa yang tidak dijelaskan maknanya sehingga membuat pembaca bingung.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar